Hey, Berbahagialah!

 Berbahagia atas semua hal

Mungkinkah kita berbahagia atas semua hal? Boleh jadi ini terdengar aneh. Misalnya, kalau ada anggota keluarga kita, atau orang yang kita kasihi mati, apakah mungkin kita bisa tetap berbahagia? 

Tapi sebentar, bahagia itu apa? Definisinya bisa rumit. Ada ahli psikologi yang membatasinya dalam jangka pendek. Bahagia adalah keadaan yang menyenangkan, yang dirasakan saat ini. Tapi ada juga yang memberi batasan yang lebih panjang rentang waktunya, yaitu kepuasan atas perjalanan hidup. 

Apakah orang bahagia itu tidak pernah sedih, marah, atau kecewa? Tidak mungkin. Setiap orang pasti pernah merasakan itu. Artinya, orang bahagia tetap pernah sedih, marah, dan kecewa. Semua hal itu bukan faktor yang membuat orang tak bahagia. 

Bagi saya, bahagia itu adalah tidak tenggelam dalam apapun rasa negatif yang kita alami, segera kembali ke rasa nyaman dan tenang. Seseorang yang ditinggal mati oleh pasangannya, kalau ia tenggelam dalam kesedihan, hidup dalam kemurungan, maka ia adalah orang yang tak bahagia. Tapi kalau ia segera kembali ke keadaan nyaman, menjalani hidup, maka ia bahagia.

Demikian pula ketika seseorang gagal. Wajar saja kalau ia kecewa dan bersedih. Tapi lebih penting adalah, segera kembali. Dalam hal ini, segera bersiap untuk bertarung lagi, mencoba mencapai hal yang gagal ia raih, atau mencari tantangan baru.

Modal awal untuk bisa begitu adalah penerimaan. Bahkan kematian pun harus bisa kita terima. Kita harus sadar bahwa memang tak ada yang abadi. Penerimaan akan lebih mudah kalau kita sejak awal menyadari itu. Kita bebaskan diri dari segala bentuk keterikatan, maka akan lebih mudah bagi kita untuk menerima.

Tapi apakah dengan melepaskan keterikatan itu kita bisa bahagia? Misalnya, orang berbahagia kalau ia bersama pasangan. Bagaimana mungkin seseorang bahagia tanpa keterikatan? Nah, di situlah bedanya. Sebenarnya bahagia itu bisa kita buat sebagai keadaan dasar, ground state, bagi hidup kita. Kita bahagia, dengan atau tanpa teman, dengan atau tanpa pasangan, miskin atau kaya, punya anak atau tidak. Lalu apa artinya teman, pasangan, anak, atau harta? Semua itu adalah faktor-faktor penambah, yang membawa kita kepada excited state. Excited state itu keadaan lebih bahagia. Tapi jangan sampai ketika kita tidak lagi berada di excited state, kita jatuh ke level di bawah ground state tadi.

Itulah yang disebut dengan independen. Kita bahagia karena itulah sifat alami kita.

Bagaimana mencapainya? Ya tadi, dengan memperlakukan segala sesuatu sebagai plus. Tanpa apapun, tidak membuat kita jatuh ke level di bawah dasar.

Sesekali kita pasti terjatuh ke level di bawah dasar. Tapi gunakan energi kita untuk segera kembali.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Apa Susahnya Berkabar?

Pengkotak-kotakan Manusia

Apakah Alam Semesta ini Teratur?