Apa Susahnya Berkabar?
Alasannya banyak. Bisa jadi karena diri kita sendiri yang mulai sibuk dengan kewajiban dan urusan pribadi, ada juga yang beralasan karena teman kita telah menemukan lingkarannya sendiri yang lebih sejalan dengannya, ada juga yang beralasan karena jarak telah memisahkan kita sehingga intensitas pertemuan hanya sekedar di dunia maya. Dan ada juga yang beralasan bahwa tidak semua agenda kegiatan yang kita lakukan setiap hari, itu selalu bersama orang-orang yang sama dalam yang jumlah banyak.
Tapi terkadang kita pernah merasa sepi dan rindu gak sih dengan masa-masa dulu dimana lingkaran pertemanan kita masih luas. Dimana kamu masih bisa bebas pergi dan memilih dengan sama siapa aja kamu ingin menghabiskan waktu seharian.
Dan sekarang itu semua menjadi relatif sulit. Menjadi relatif berat. Hingga pada akhirnya berujung sebuah wacana untuk mengadakan kegiatan reuni hanya untuk saling bertanya kabar. Miris yah, nanya kabar nunggu reuni dulu. Padahal dulu deket banget.
Oleh sebab itu, cobalah luangkan waktumu sejenak. Buatlah list atau daftar nama orang-orang yang pernah ada dalam hidup kita dan berpengaruh besar dengan kehidupan kita saat ini. Ingat kembali teman yang dulu membantu kita ketika kita belum makan seharian, ingat kembali teman kita yang dulu boncengin kita pulang ketika sudah larut malam, ingat kembali teman yang dulu selalu support kita ketika kita tertimpa masalah berat. Ingat kembali orang-orang yang rela meluangkan waktunya demi membantu dan hadir dalam hidup kita disaat orang lain sibuk sendiri tanpa pernah mau mencoba untuk sekedar peduli dengan kita. Setelah itu, yuk kita coba mulai jalin kembali komunikasi dengan mereka.
Tapi sering yang menjadi kendala adalah rasa khawatir dianggap ada maunya karena tiba-tiba chat atau bahkan kendalanya karena gengsi.
"Ah gengsi, masa aku duluan yang chat"
"Lah nanti kalo dia baper gimana"
Ini nih yang repot.
Usia boleh dikatakan menginjak kedewasaan namun hal begini masih saja terus mengganjal dan mengganggu kita dalam berbuat kebaikan. Bagi saya, semua tergantung niat dan cara menyampaikannya. Hasilnya? Itu urusan Allah dengan hatinya. Setidaknya kita udah berbuat kebaikan dengan cara yang baik tentunya.
Lantas, jika kita tidak bisa menemuinya, maka gunakanlah smartphone kita untuk sekedar bertanya. Ini bahkan lebih simple ketimbang kita saling melihat kabar melalui story masing-masing tanpa mau bertanya. Apa susahnya mengirim pesan :
"Asslaamu'alaikum. Kamu apa kabar disana?"
Atau
"Hey, lama gak denger kabarnya. Sehat?"
Simple kan?
Bahkan sangat sederhana, namun bisa menjadi salah satu bentuk usaha nyata bahwa kita masih ingat dengannya meski tidak sebaliknya. Dan itu gausa dipikirin. Siapa tau, disaat kita bertanya kabar, dia disana sedang ada masalah dan tidak tau ingin cerita kesiapa dan minta bantuan kesiapa. Qodarullah, ternyata Allah kirimkan bantuan untuknya melalui kita.
Iya bisa jadi ini menjadi skenarionya Allah yang keren banget buat orang-orang yang mau usaha menjalin silaturahmi dengan saudaranya sendiri.
"Bertakwalah kepada Allâh yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allâh selalu menjaga dan mengawasi kamu." [Qs. an-Nisâ’ (4) : 1]
Komentar
Posting Komentar