Yang Diharapkan dari Pengabdian; Ketulusan
Aku tak mengerti, apa itu esensi dari mengabdi. jika pada berdirimu di tengah jalan dengan semangat dan suara gelegarmu kau berteriak lantang "kita berdiri untuk mengabdi! mengabdi pada anak negeri! biar bangga kampus kita melihat masih ada anak muda macam kita yang mau turun ke hutan, mengabdi!"
Kemudian disahut dengan teriakan-teriakan pongah dan arogan, "hidup pengabdian!"
Sedang aku berdiri di tepian jalan berniat untuk turun, mengurusi yang bisa aku urus. Tapi langkahku ku tarik, sepatu bututku menjauh dari kerumunan. Suara itu kembali menggelegar,
"kita buktikan pada yang lainnya, bahwa kita punya kebanggaan, bangga untuk menujukkan kita mengabdi!!!!"
Aku berpaling, berjalan ke arah berlainan, tertunduk malu pada matahari yang terang. "berbangga kepada kampus karena kita mengabdi?"
Kurasa tak ada yang dibanggakan dari pengabdian, tak ada yang bisa diteriakkan untuk mendapat rekognisi dari sebuah pengabdian. Sependek penalaranku, mengabdi sama saja bekerja untuk nurani. dan tak ada yang bisa disombongkan dari pekerjaan yang menuntut kita untuk ikhlas dan tulus, sebab kita bekerja atas nama nurani.
Suara-suara itu semakin hilang dari telingaku, perlahan ia memudar, tapi kepalan tangan dan bahu yang tegap karena almamater kebanggaan itu masih terlihat bersemangat.
Akuu tak bermaksud mematikan semangat itu. Tapi sedih rasa-rasanya jika sesuatu sekultus pengabdian digunakan untuk ajang unjuk kebanggan terlebih ajang pendulangan simpati. apalagi simpati untuk kepentingan politik.
Betapa menyedihkannya menjadi si papa, di atas kepapannya mereka masih dimanfaatkan untuk sebuah pengabdian berbungkus egoisme dan omong kosong.
Aku mulai berpikir, masih adakah manusia yang bersungguh-sungguh bekerja atas nama ketulusan? pengabdian? siapa yang harus ikut dan menjadi pengikut?
Aku rasa diriku sendiri, sebab aku menoleh ke belakang, hanya aku dan bayangan kurusku yang berjalan menjauh. Aku mengucilkan dan terkucilkan. dan berakhir sendirian, menyedihkan.
"Hidup pengabdian!", katanya.
Komentar
Posting Komentar