Kita Butuh Takut Sebelum menjadi Berani
Kita boleh takut, sekali, dua kali, empat kali dalam sehidup.
Jika Ibu di rumah selalu marah kalau anaknya penakut, aku sejatinya akan ajarkan bahwa seluruh hal di dunia ini boleh untuk dicoba. Termasuk mencoba untuk takut.
Kukira, segala hal memang telah diciptakan untuk sebuah alasan. termasuk terciptanya rasa takut(?)
Kita boleh jadi penakut, sebab dalam rasa takut ada harapan untuk menjadi tidak seperti itu;
Jadi guru, haruslah punya rasa takut jika tak cukup bijak di depan muridnya.
Jadi murid harus lah punya rasa takut jika nilainya jelek dan tinggal kelas.
Bayangkan jika guru tak punya rasa takut, ia akan selalu menggap dirinya paling benar karena tak ada ketakutan baginya. karena ia tak takut muridnya bisa dengan bijak mematahkan rongga kepala congkaknya.
Bayangkan jika seorang anak tak takut untuk tinggal kelas, ia akan terbiasa menyepelekan banyak hal. karena baginya tak ada yang serius di dunia ini. ia terbiasa hidup dalam kemudahan dan ujian adalah kesulitan. untuknya, kesulitan hanyalah remah-remah yang mampu diselesaikan ajudan ayahnya. ia tak perlu takut. seluruh makhluk di alam ini tunduk padanya karena ia lahir dari rahim sang jutawan.
Sebab jika tak ada rasa takut manusia akan cenderung sombong dan suka-suka. Maka aku akan akui bahwa aku punya ketakutan,
"aku takut jika gagal"
"aku takut ditertawakan ketika bicara di depan kelas"
"aku takut uang bulananku habis sebelum waktunya."
Dan karena ketakutan itu aku mencari jalan supaya mereka hanya sekedar menjadi ketakutan-ketakutan tak terbukti.
Sama seperti; ketika aku takut kekasih hilang, akan kugenggam erat tangannya, lalu kuberikan senyum terbaik supaya dia mengerti bahwa semua kebaikan akan hadir melalu pintu senyum ini.
Sama seperti; ketika Ayah takut Ibu keguguran ketika hamil, Ayah akan usap perut Ibu lalu bisikkan kalimat penenang. sungguh, tak ada yang lebih indah daripada kekuatan yang bersumber dari kasih.
Manusia butuh jadi takut, bukan untuk jadi pengecut tapi semata-mata untuk bisa tahu bahwa kemungkinan terburuk itu ada dan patut disiasati. supaya tak terus-menerus ada dalam alam mimpi yang menyuguhkan banyak kemudahan dan keindahan.
Untuk menjadi berani, kita butuh menjadi takut. sama seperti butuh menjadi bodoh untuk pandai, menjadi payah sebelum mahir.
Ketika ibu membentak anak lelakinya untuk tidak jadi penakut supaya tumbuh jadi anak pemberani. anak lelakinya harus terlebih dulu tau apa itu 'takut'.
Ia harus dapat pengajaran kalau keberanian muncul karena tahu bahwa ketakutan harus disiasati. dan keberhasilan atas siasat itu yang meredam rasa takut.
Komentar
Posting Komentar